Bentuk semesta 600 juta tahun setelah Big Bang ibarat sebuah ‘benih’. (Foto: English People)
Para ahli memperkirakan citra tersebut merupakan gambaran semesta sekira 600 juta tahun setelah peristiwa ledakan besar yang dikenal dalam ilmu sains dengan istilah Big Bang. Kala itu, alam semesta boleh dibilang masih kanak-kanak.
Hasil pencitraan tersebut dirilis awal pekan ini pada pertemuan penting bidang astronomi American Astronomical Society. Para ilmuwan menilai, sejauh ini citra tersebut merupakan citra terlengkap yang menggambarkan semesta saat baru terbentuk.
Pada citra tersebut terlihat sebuah galaksi yang dipenuhi bintang berusia jutaan tahun, yang kemudian menjadi kelompok bintang pertama. Galaksi yang masih sangat muda ini belum memiliki bentuk khusus seperti spiral atau lonjong. Ukurannya pun masih lebih kecil dari ukuran sekarang dan warnanya biru.
“Hal itu dikarenakan pada tahap awal galaksi belum terlalu banyak mengandung bahan logam berat,” kata astronom dari University of California Garth Illingworth, seperti dikutip dari English People, Rabu (6/1/2010).
“Kami melihat galaksi yang sangat kecil. Mirip sebuah ‘benih’ yang kemudian berkembang menjadi galaksi besar di masa sekarang,” tambah Illingworth.
Sampai pada tahun lalu ketika Teleskop Hubble milik NASA diperbaiki dan diperbaharui, masa terlampau alam semesta yang bisa dilihat para astronom adalah sekira 900 juta tahun setelah Big Bang.
Hubble dinilai sangat membantu dalam menentukan usia alam semesta sekira 13,7 miliar tahun. Penentuan ini pada akhirnya menuntaskan perdebatan ilmiah beberapa dekade lampau tentang usia alam semesta.