Sejarah mencatat bahwa teleskop pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1609. Namun bukti-bukti peninggalan masa lalu yang berhasil ditelusuri dan diteliti ternyata memberikan gambaran bahwa teleskop sudah ada sejak beribu-ribu tahun sebelumnya.
Pada 1969, Dr. Javier Cabrera Darquea akhirnya berhasil menemukan dan mengumpulkan lebih dari 11.000 batuan berukir berusia lebih dari 60.000.000 tahun yang lalu di sebuah lokasi dekat kota Ica, Peru. Pengumpulan batuan ini dimulai oleh ayahnya, seorang antropolog setempat yang pada awalnya menemukannya pada sebuah pemakaman Inca kuno. Berbagai ukiran batu-batuan tersebut melukiskan perikehidupan manusia yang pernah hidup di planet ini pada masa itu. Diantara ukiran yang tergambar pada batu tersebut adalah manusia yang tengah meneropong ke atas di mana tampak semacam bintang berekor/meteor (gambar diatas).
Selain ukiran yang menggambarkan manusia dengan teropongnya, juga ada banyak lainnya yang menggambarkan ketinggian teknologi manusia pada masa itu dalam bidang kedokteran, zoologi, biologi, hukum, geografi, dan lain-lain, termasuk diantaranya kehidupan mereka bersama dinosaurus, brontosaurus dan triceratopus. Kini koleksi batu-batuan ini disimpan di rumah Dr. Javier, Plaza de Armas di kota Ica, Peru. Disamping penemuan batuan Ica, para arkeolog juga telah melaporkan adanya penemuan-penemuan benda-benda kuno berupa lensa pembesar pada peradaban-peradaban kemudian yang memang terkenal dengan penguasaannya yang tinggi pada astronomi, yaitu bangsa Asiria dan Viking.
Lensa Teleskop Bangsa Asiria Kuno
Lensa Teleskop Bangsa Viking