“We are not alone in the universe!” says NASA astrobiologist Dr. Richard B. Hoover. And he claims to have the ‘extraterrestrial fossils’ to back it up.
 
Seperti telah diketahui bahwa Alien adalah makhluk biologis apapun ukuran dan bentuknya, mulai dari hanya sekecil makhluk bersel tunggal seperti amuba, hingga yang terbesar. Dan pastinya, berasal dari luar planet Bumi. Hanya pembuktian kecil seperti itu saja, maka fikiran kita akan mulai berpandangan jauh lebih luas lagi bahwa ada kehidupan lain apapun bentuknya selain di planet Bumi ini.

Selama perjalanan umat manusia di planet Bumi sejak dulu, manusia selalu bertanya dalam hatinya disaat kepalanya mendongak keatas dan matanya memandang ke langit yang maha luas, adakah kehidupan diluar sana? Jika makhluk hidup diluar Bumi itu memang ada, lalu mana buktinya? Maka, kini sudah terjawab.
Ilmuwan NASA dibidang Astrobiologi dan pakar ahli dalam bidang asteroid selama 10 tahun, Dr Richard B. Hoover

“Kita tidak sendirian di alam semesta…!”, kata astrobiologis NASA, Dr Richard B. Hoover. Dan ia mengklaim memiliki fosil alien dari luar Bumi atau luar angkasa untuk membuktikannya.

Klaim menakjubkan dan mengagumkan ini berasal dari Dr Richard B. Hoover, seorang astrobiologis di NASA Marshall Space Flight Center, yang mengatakan ia telah menemukan bukti dari adanya “kehidupan makhluk asing diluar Bumi“.

Bukti otentik itu berupa fosil bakteri yang ditemukan dalam asteroid pada kelas yang sangat langka yang disebut “meteorite CI1 carbonaceous chondrite“.

Batu meteorit jenis ini termasuk sangat langka, hanya ada sembilan ditemukan di Bumi. Demikian temuan Hoover dimuat Journal of Cosmology pada sebuah jurnal ilmiah di bulan Maret 2011.

Walau hanya berupa fosil bakteri alien, namun selama ini belum pernah ada satupun ilmuwan yang dapat membuktikannya. Temuan ini bisa dikatakan sebagai langkah awal kemungkinan adanya kehidupan lain diluar Bumi, dengan tingkat kehidupan yang lebih jauh lagi yaitu ketingkat makhluk yang jauh lebih pintar dan berakal.

“Saya menafsirkannya sebagai patokan bahwa kehidupan ini terdistribusi jauh lebih luas, seluas alam semesta daripada dibatasi secara ketat hanya ke planet bumi saja,” kata Hoover, yang telah menghabiskan lebih dari 10 tahun mempelajari meteorit di seluruh dunia, dalam sebuah wawancara dengan FoxNews.com.

Jenis meteorid "carbonaceous chondrite" yang langka dan mirip jenisnya, yaitu jenis CI1 - Meteoride Name: IVUNA - Type: CI1, Carbonaceous chondrite (Ivuna groupe, type 1), regolith breccia - Country: Tanzania - Date of find: 1938, december 16 (17h30) - Tkw: 704g... - Ivuna, Tanzania. 1938, december 16 (17h30), two or three stones fell at Ivuna, near the W shore of Rukwa but one of 704g stone was recovered. Ivuna is the classic standart of the "I" designation of Carbonaceous chondrites ( Orgueil is another example of the "I" designation ). There are only 6 C1's known: Alais - Ivuna - Orgueil - Revelstoke - Tonk - Yamato 82162.
“Ini adalah studi baru dan hampir tidak pernah disentuh – karena terus terang saja, banyak sekali ilmuwan yang akan mengatakan bahwa ini adalah tak mungkin dan mustahil.”

Hoover menemukan fosil dengan memecah meteorit CI1, dan menganalisis batu tersebut dengan cara pemindaian (scanning) dengan menggunakan mikroskop elektron dan emisi yang bernama “field emission electron – scanning electron microscope“, dan memungkinkan dia untuk mendeteksi adanya sisa-sisa fosil.
Apa yang ditemukannya adalah fosil mikro organisme (lihat gambar), banyak yang dia katakan sangat mirip dengan yang ditemukan di planet kita sendiri.
“Hal yang menarik adalah bahwa mereka dalam banyak kasus dikenali dan dapat dihubungkan sangat erat dengan spesies generik di bumi,” kata Hoover. Walau jauh berbeda seperti bakteri di Bumi, tapi bakteri jenis ini paling mirip dengan Cyanobacteria.

“Beberapa fosil memang terlihat sangat aneh. Bahkan ada beberapa diantara fosil tersebut tidak terlihat seperti sesuatu fosil bakteri yang pernah saya temui selama ini dan yang telah teridentifikasi pada database. Dan saya juga telah menunjukkan fosil-fosil tersebut kepada para ilmuwan lain yang ternyata mereka juga berfikiran sama seperti saya.”

Dalam hal untuk memenuhi informasi bagi orang yang berfikiran skeptis, maka studi Hoover dan buktinya tersebut telah dibuat dan tersedia di komunitas ilmiah. Juga penelitiannya dipublikasikan kepada umum untuk memberikan mereka kesempatan agar benar-benar ikut meneliti dan membedah temuannya ini.

Komentar dari mereka yang memutuskan untuk ikut menyelidiki melalui bukti tersebut juga akan ikut dipublikasikan secara online, disamping penelitian yang telah ada.

“Mengingat sifat kontroversial dari penemuannya ini, kami telah mengundang 100 ahli dan telah mengeluarkan undangan umum untuk lebih dari 5.000 ilmuwan dari komunitas ilmiah untuk melihat, membaca dan meneliti hasil studi tersebut dan menawarkan analisis kritis mereka,” tulis ilmuwan Dr Rudy Schild dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang menjabat sebagai editor-in-chief pada Journal of Cosmology’s.

“Tidak ada berkas, makalah dan penelitian lainnya dalam sejarah ilmu pengetahuan yang telah mengalami pemeriksaan menyeluruh seperti penemuan ini.”
“Dan tidak pernah ada sebelumnya dalam sejarah sains yang memiliki komunitas ilmiah, telah diberikan kesempatan untuk secara kritis, ikut menganalisis sebuah makalah penelitian yang penting sebelum diterbitkan.”

Tak perlu lagi dikatakan jika kesimpulan yang ditemukan Hoover memang akurat dan akan ada implikasi yang mengejutkan bagi kehidupan manusia selama ini. Namun untuk yang satu ini Hoover berharap bahwa dia benar.

Update: Sementara dalam Journal of Cosmology mengatakan bahwa “tidak ada makalah dan berkas lain dalam sejarah ilmu pengetahuan yang telah mengalami pemeriksaan menyeluruh seperti”. Beberapa nama yang sangat dihormati di komunitas ilmiah yang menantang keabsahan Kosmologi yang ditemukan oleh Dr Hoover.

Pandangan Skeptis: “[The Journal of Kosmologi]: ini sama sekali bukanlah jurnal ilmiah,” kata PZ Meyers di Blog Sains , “tapi ini merupakan website yang menjerat dari sekelompok kecil akademisi yang didongkrak oleh obsesi ide Hoyle dan Wickramasinghe bahwa kehidupan berasal di luar angkasa dan menghujani Bumi. “
“Jadi di saat Anda mempercayainya, ini adalah realitas yang baik untuk mengubah berita. Hati kami percaya, namun otak kita sepertinya menjadi kacau.” (digitaltrends, Journal of Cosmology, icc.wp)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Copyright © Artikel | Berita Unik .