Bunyi atau suara-suara misterius hampir pernah terdengar di seluruh
planet kita ini. Dalam beberapa kasus bahkan suara aneh itu dapat memicu
bunyi alarm mobil.
Suara gaduh yang terdengar belum lama ini dari Eropa hingga Kanada, terdengar seperti erangan dan klakson yang sangat kencang.
Di Jerman suara-suara misterius dari langit itu sempat direkam pada
kamera video dan telah di-upload ke YouTube dengan suara alarm mobil
yang terdengar sangat kencang.
Di internet telah heboh dengan sejumlah teori seputar dari mana
datangnya suara aneh tersebut. Ada yang berpendapat bahwa Yesus telah
kembali dan dunia akan segera berakhir.
Namun para ahli mengatakan, peristiwa itu dapat dijelaskan secara rasional.
Jean-Piere St. Maurice pakar Fisika dari Universitas Saskatchewan
mengatakan bahwa peristiwa itu adalah kebisingan elektromagnetik yang
dipancarkan dari aurora dan sabuk radiasi.
David Deming, ilmuwan dari Universitas Olkahoma, sebelumnya pernah
menulis bahwa fenomena itu disebut Hum—‘suara misterius yang tidak dapat
dilacak dan telah terdengar di sejumlah lokasi di seluruh dunia oleh
sekitar dua puluh persen penduduk dunia.’
Menulis dalam Journal of Scientific Exploration, ia mengatakan bahwa
sumber dari peristiwa Hum mencakup transmisi telepon dan ‘pesawat yang
dioperasikan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk tujuan komunikasi kapal
selam.’
Menurut NASA, Bumi memiliki 'sejumlah pancaran radio alami'.
Badan antariksa tersebut mengatakan, “Jika manusia memiliki antena
radio bukan telinga, kita akan mendengar sebuah simponi luar biasa dari
suara-suara aneh yang datang dari planet kita sendiri.”
“Suara itu terdengar seperti musik latar dari sebuah film fiksi ilmiah
flamboyan namun bukan fiksi ilmiah. Pancaran alami radio Bumi adalah
nyata, meskipun kebanyakan dari kita tidak menyadari namun fenomena itu
ada di sekitar kita sepanjang waktu.”
Sebagai contoh, suara petir yang mengakibatkan rasa takut adalah terdengar dari pancaran radio, NASA menambahkan.
Gempa bumi juga dapat menghasilkan suara audible, menurut pakar gempa
Brian W Stump dari Southern Methodist University, Dallas.
(Erabaru/DM/sua)